Sukses! Program Studi Ilmu Komunikasi Gelar Screening Film untuk Pertama Kalinya

Sukses! Program Studi Ilmu Komunikasi Gelar Screening Film untuk Pertama Kalinya

Bandung (FISIP-Unla) –  Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Langlangbuana angkatan 2020, sukses menggelar Screening Film untuk pertama kalinya. Acara yang digelar pada Senin (19/02/2024) di Bandung Creative Hub ini, dengan sukses telah menciptakan gebrakan baru dalam pengimplementasian dari Mata Kuliah Sinematografi yang dibimbing langsung oleh dosen pengampu mata kuliah, Veny Purba S.Sos., M.Ikom.

Dengan mengangkat tema “Kilas Balik Eksplorasi dan Kisah dalam Film Pendek” ini nyatanya membuat mahasiswa memiliki kebebasan dalam menunjukkan ide serta gagasannya yang dikemas dan disajikan dalam bentuk film pendek. Acara ini turut berhasil menghadirkan momen baru dalam perkuliahan sinematografi  dengan langsung menghadirkan dua narasumber sebagai pelengkap penayangan film ini.

Tak tanggung-tanggung narasumber yang hadir adalah Irwan Guntari Wk, S.Sn sebagai Pendiri sekaligus Ketua Teater Alibi yang juga merupakan Ketua Umum IA ISBI Bandung dan Aditya Toharudin, S.Pd sebagai Founder SAS Forum Kuningan.

Acara ini disambut hangat oleh seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2020. Antusiasme yang tinggi juga tampak dari kehadiran para dosen yang ikut menyaksikan beragam film dengan tema dan genre yang berbeda untuk pertama kalinya ini. Dari film yang bergenre horor hingga drama komedi yang segar ini tentunya membuat setiap film berhasil menarik perhatian para pentonton sehingga tercipta  diskusi yang mendalam setelah pemutaran selesai dengan dua narasumber yang handal di bidangnya.

Terdapat beberapa poin diskusi yang didapatkan dari acara ini, yaitu bagaimana cara memilih pengambilan gambar yang baik, tips mencari ide untuk menulis cerita, dan tips lainnya dalam dunia  perfilman.  Film yang ditayangkan bersama ini berjumlah sebanyak lima film dengan berbagai judul diantaranya, “Pantas untuk Mati, Delusi, Lusa, Tersesat dan Belum Usai”. Setiap karya yang disajikan ini menampilkan keunikan yang beragam, meskipun hal ini terbilang baru dilakukan namun tak membuat mahasiswa menyajikan film ini secara asal-asalan.

Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah kebebasan dalam menuangkan ide ke dalam sebuah film. Serta gebrakan baru yang diciptakan untuk keberlangsungan jangka panjang dalam mata kuliah sinematografi .

Veny Purba, mewakili panitia penyelenggara, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi. “Dengan dukungan yang kuat dari prodi dan dosen pengampu serta antusias dari peserta yang hadir membuat kami memiliki harapan agar acara ini dapat berjangka panjang guna untuk mendorong pertumbuhan mahasiwa terkhusus pada ilmu perfilman,” tuturnya. (Red-DR)